Piru – Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai salah satu daerah di Provinsi Maluku memiliki potensi wisata alam dan budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daya tarik bagi kunjungan wisatawan. Komponen pembangunan kepariwisataan hendaklah berdiri diatas empat pembangunan yang mendasar yakni pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan sdm kelembagaan, pembangunan industri dan pembangunan. Pemasaran pariwisata. Kabupaten ini memiliki sumber daya potensi daya tarik wisata yang cukup kuat berupa alam, budaya dan buatan yang didukung dengan kondisi iklim dan topografi yang khas yang tentunya sangat berpeluang mendorong perkembangan wilayah melalui sektor pariwisata.

Orientasi pembangunan daerah pun perlu menempatkan sektor kepariwisataan sebagai mesin pendorong pembangunan daerah. Peran masyarakat pun sangat penting mengingat salah satu tujuan pembangunan pariwisata adalah untuk kesejahteraan masyarakat dimana ada kesadaran untuk mengolah potensi menjadi atraksi “alternative” & menjadi sumber ekonomi baru serta penguatan peran strategis kelompok sadar wisata sebagai mitra pemda dalam menata dan mengelola wisata. Koordinasi/sinkronisasi membangun pariwisata memerlukan ritme bersama. Sinkronisasi dan koordinasi tidak bisa tidak harus selalu dikedepankan untuk mencapai visi pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 77 Tahun 2014 tentang rencana tata ruang kepulauan Maluku, dikembangkan. konsep gugus pulau yang membagi kepulauan Maluku ke dalam 20 gugus pulau, salah satunya adalah gugus pulau Seram Barat, dimana potensi objek dan daya tarik wisata yang dimiliki cukup beragam terutama wisata bahari dan pulau – pulau. Yang menjadi locus perhatian kita adalah pada Kecamatan Huamual Belakang yang memiliki 11 pulau dan 22 daya tarik wisata yang potensial untuk dikembangkan.

Sejak Agustus kemarin, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab SBB menggandeng Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada Jogyakarta, telah bersama – sama melakukan kajian dan peninjauan langsung di beberapa titik lokasi wisata bahari yang dapat menjadi keunggulan untuk Kabupaten ini.

Adapun maksud pelaksanaan kajian guna mengidentofikasi objek dan daya tarik wisata bahari dan pulau – pulang yang ada di Kecamatan Guanya Belakang dengan tujuan ; 1) menganalis potensi eksisting wisata bahari dan pulau – pulau di kecamatan Huamual  Belakang, 2) merumuska. strategi pengembangan wisata bahari dan pulau – pulau di Kecamatan Huamual Belakang, 3) memberikan rekomendasi mengenai objek dan destinasi pariwisata yang dapat segera dikembangkan oleh pemerintah daerah. Sasaran yang diharapkan adalah dapat dihasilkan rencana pembangunan kawasan pariwisata bahari dan pulau – pulau di Kecamatan Huamual Belakang dengan output berupa dokumen kajian wisata bahari dan pulau – pulau di Kecamatan Huamual Belakang.

Dari hasil peninjauan yang dilakukan oleh Bpk Destha Titi Raharjana, S.Sos, MSi, peneliti di Puspar UGM dan Saudara Faza Fawzan Bastarianto, ST, M.Sc (Eng)., M.Sc, Asisten TA transportasi,  dapat disampaikan bahwa potensi wisata bahari di kecamatan Huamual Belakang dapat disebut sebagai daerah “Segitiga Saka Mese Nusa” yang meliputi : a) daerah Pelita Jaya dimana terdapat destinasi wisata Pulau Osi dan Pulau Marsegu, b) daerah Pulau Kasuari dimana terdapat destinasi Pulau Kasuari, Pulau Nusatea dan Selat Valentine, c) daerah Waesala dimana terdapat destinasi  Pulau Batu, Pulau Kecil, Pulau Kasumba, Pulau Latunai, Pulau Herman Asaude, Pulau Malawa.

Daerah Segitiga Saka Mese Nusa ini, jika dikelola dengan baik maka snorkling/diving, island hopping dan berenang merupakan hal yang dapat dilakukan. Sementara something to see di daerah – daerah ini adalah pantainya yang indah, mangrove nya yang subur dan under water yang mempesona. Something to feel dari daerah ini adalah rasa / olahan masakan, keramahtamahan masyarakat dan sensasi menakjubkan dan tentunya something to buy adalah makanan, souvenit juga pelayanan dan keramahtamahan. Kembali lagi hal ini dapat dirasakan dan dinikmati jika potensi – potensi ini dikelola secara baik dan profesional layaknya destinasi wisata Raja Ampat di Papua Barat dan Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.

Diharapkan dari kajian ini, para stakeholder yang dinilai dapat mendukung program pariwisata Huamual Belakang, dapat bersama – sama merencanakan pengembangan kawasan wisata di Kecamatan Huamual Belakang ini dengan baik sehingga nantinya dapat menjadi daerah tujuan wisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat juga menghasilkan pendapatan bagi daerah ini.

LEAVE A REPLY