Perikanan

Peta Rencana Pengembangan Perikanan Kabupaten Seram Bagian BaratKontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sekitar 18,88 % pada  tahun 2003. PDRB sektor ini berfluktuasi namun selalu menempati 5 besar penyumbang PDRB Kabupaten Seram Bagian Barat selain sektor tanaman bahan makanan,  perkebunan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.

Kegiatan dunia usaha di bidang perikanan dan kelautan yang dominan dilakukan meliputi kegiatan budidaya tambak udang, mutiara, rumput laut, kepiting bakau dan teripang. Usaha industri kecil lainnya menonjol berkembang di perkampungan nelayan di Kabupaten Seram Bagian Barat antara lain : penggalian sirtukil, usaha penangkapan perikanan pelagis kecil dan besar dan industri pariwisata bahari.

Kegiatan budidaya perikanan mulai banyak dikembangkan sejak keluarnya KEPPRES Nomor 23 tahun 1982 tentang pengembangan budidaya laut di perairan indonesia . Kegiatan ini banyak dilakukan di beberapa areal wilayah Seram Bagian Barat karena perairannya yang potensial. Beberapa wilayah perairan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha budidaya  perairan antara lain di perairan wilayah ekologi Teluk Piru, Huamual Belakang, Teluk Kotania dan Selat Seram yang secara keseluruhan dapat dikategorikan sebagai perairan yang berbentuk teluk dan beberapa pulau seperti di Teluk Kotania yang menyebabkan perairannya tenang, karena terlindung pengaruh ombak dan gelombang besar. Kegiatan budidaya diharapkan dapat memenuhi 2 aspek, yakni aspek ekonomi dan aspek konservasi. Aspek ekonomi terpenuhi karena melalui budidaya akan dapat memenuhi permintaan pasar, yang nantinya akan memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) dan khususnya meningkatkan pendapatan petani dan nelayan. Aspek konservasi terpenuhi karena kegiatan budidaya tidak bersifat eksplorasi dan harus menjaga kualitas lingkungannya.

Tabel 1. Wilayah Pengembangan Ekologi untuk Perikanan Budidaya di Kabupaten Seram Bagian Barat

No. Lokasi Ekologi Luas (kedalaman 0 – 200 m) (km2) Luas yang dapat digunakan (km2)
1 Teluk Piru 322.779 38,02
2 Teluk Kotania 470.999 49,73
3 Huamual Belakang 408.938 12,46
4 Selat Seram 81.718 5,19

Alat tangkap yang dominan digunakan antara lain alat tangkap pancing dengan berbagai jenis, tombak/kalawai serta jaring insang lingkar. Dari hasil pendataan lapangan tahun 2004 oleh BPS, menyatakan bahwa sebaran penggunaan alat tangkap di Kabupaten Seram Bagian Barat didominasi oleh alat tangkap tradisional dengan mempergunakan kapal/perahu tanpa motor.

Tabel 2. Daerah Potensial Untuk Pengembangan Usaha Budidaya Sesuai Peruntukannya di Perairan Wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat

Lokasi Luas (Km2) Jenis Peruntukan
Telaga – Kaibobu 38,02 1.      Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.     Kurungan Tancap (Teripang)

3.     Long Line (mutiara)

4.     Rakit Apung (Rumput Laut)

Waisarisa 2,18 1.         Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.        Long Line (mutiara)

3.        Rakit Apung (Rumput Laut)

Lasua – Masika jaya 8,74 1.        Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.       Long Line (mutiara)

3.       Rakit Apung (Rumput Laut)

Pohopan Batu – Tg. Tapi 40,99 1.       Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.      Kurungan Tancap (Teripang)

3.      Long Line (mutiara)

4.      Rakit Apung (Rumput Laut)

Buano 10,63 1.       Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.      Rakit Apung (Rumput Laut)

Seriawang – Tg. Namatatuni 3,01 1.       Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.      Rakit Apung (Rumput Laut)

Teluk Merari – Seriholo 1,83 1.     Keramba Jaring Apung (Ikan)

2.    Rakit Apung (Rumput Laut)

Dalam upaya menggerakkan kegiatan penangkapan ikan, diperlukan suatu badan/perusahaan penangkapan yang diharapkan dapat mengurangi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, namun di Kabupatean Seram Bagian Barat keberadaan perusahaan semacam ini sangat jarang. Usaha penangkapan ikan umumnya dilakukan secara perorangan dalam usaha keluarga dengan manajemen yang masih terbatas, sehingga usaha akan sulit berkembang dengan baik.

Diharapkan untuk masa yang akan datang di Kabupaten Seram Bagian Barat sudah terdapat badan usaha/ perusahaan yang mengelola hasil perikanan. Dampak positif yang timbul adalah akan tergeraknya aktifitas ekonomi lainnya seperti usaha perdagangan ikan, warung makan/restoran, pabrik es dan berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan usaha perikanan yang memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Issue utama pembangunan bidang Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah peningkatan pembangunan infrastruktur, baik itu pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan dan di danai oleh  Pemerintah Provinsi Maluku maupun pembangunan yang didanai oleh anggaran pembangunan Kabupaten Seram Bagian Barat sendiri. Beberapa proyek pembangunan infrastruktur tersebut antara lain :

  • Pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Piru. Pembangunan pelabuhan tersebut baru menyelesaikan tahap pembangunan kantor TPI;
  • Pembangunan Hatchery Siput-Mutiara dan Balai benih Ikan Pantai (BBI) di dusun Masika Jaya, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang;
  • BBI ikan tawar di Dusun Kawatu, Desa Rumberu, Kecamatan Kairatu.
  • Pembangunan gudang yang difungsikan sebagai pabrik rumput laut di Desa Taman Jaya untuk pengolahan hasil rumput laut berupa pengeringan dan pembuatan tepung sebelum dipasarkan ke daerah lain.

Bidang lain yang menjadi prioritas adalah pengembangan budidaya perikanan, baik dalam hal peningkatan sarana-prasarana maupun peningkatan sumber daya manusianya. Kegiatan pengembangan budidaya laut yang diprioritaskan antara lain pengembangan budidaya rumput laut di Desa Kotania dan Desa Kaibobo, pengembangan budidaya kerang mutiara di Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat; di Desa Ariate dan di Desa Pohon Batu.